Kata orang ini hari Valentine. Kata orang ini hari kasih sayang. Kata orang seharusnya ini hari paling romantis sepanjang tahun. Kata orang...kata orang...ahh,nggak ada habisnya kalo ngomongin kata orang.
Sore ini langit Semarang tampak sendu kelabu. Tak secerah wajah-wajah pasangan muda-mudi yang katanya mau memperingati hari spesial. Entahlah,aku tampak tak berminat. Sore itu aku tidak sendirian. Aku ditemani oleh yang telah menemaniku hampir 2 tahun belakangan ini. Tak ada yang menyadari kami telah bersama sejauh ini. Aku dan dia tak pernah merayakan hari spesial macam pemuda masa kini.
Sore itu aku sedang menuju ke sebuah toko buku di Semarang. Mendung sudah dengan setia menguntit kami. Tapi tak ada yang terusik dengan kehadirannya. Bahkan di antara kami tak ada yang sadar langit sedang menunjukkan muka masamnya. Sejam, dua jam di dalam toko buku, aku larut dalam duniaku. Aku lupa bahwa ada yang menungguku di luar sana. Egoisnya, aku pun tak tahu dia telah kuyup diguyur air mata langit.
Maaf. Satu kata yang entah cukup atau tidak. Aku bergegas. Menerobos pasangan yang sedang bercanda ria membaca buku atau saling membaca hati dalam kamuflase cover. Benar saja, walaupun tak ada kata yang terucap, namun hujan di luar sana masih lebat. Entah sampai kapan langit akan bertahan menurunkan derai-derai itu. Aku tak bisa menunggu lama. Tidak, dia yang telah menungguku terlalu lama.
Senja itu, kami berdua, melewati satu kisaran waktu lagi di bawah air mata langit. Mungkin langit tidak sedang bersedih. Dia hanya sedang terharu menatap kebersamaan kami sekian lama. Menyaksikan betapa setianya ia menemaniku ke mana pun aku mau. Walau terik menyiksa, walau hujan seperti saat ini. Terimakasih, Mendut. Motor kesayanganku si Merah Gendut.^^